9 Jul 2023

 

Rumah Cahaya Cinta

Puisi Rumah Cahaya Cinta

Sudah lama sekali
ia ingin sebuah rumah.
Tak perlu besar dan megah
cukup ruang sederhana saja
yang penting bisa menampung
sebanyak mungkin cinta


Setiap hari
dengan tekun
ia bangun
rumah impiannya itu,
berdiri di atas pondasi
batu-batu tekadnya yang kokoh.


Keempat dindingnya
begitu bening dan transparan,
dan segala cahaya cinta
memancar dari dada penghuni rumah,
menembus dan menebar keluar
memijar, maka segalanya begitu meriah.


Di rumah ini,
setiap sudut tertata rapi,
sebab selalu ada kasih menghiasi
bagaikan senyum hangat kekasih
api cinta bagi setiap jiwa yang singgah


Sungguh,
ia ingin pintu rumahnya lebar
kokoh, terbuat dari dada yang sabar,
sambut siapapun yang datang
dari segala asal muasal.


Di rumah ini lah ia ingin bertemunya:
siapa saja berhati tulus dan penuh cinta.


Di terasnya tumbuh bunga-bunga menawan
menghiasi sepanjang jalan taman,
tempat siapa saja melepas lelah,
gundah dan resah lenyap sudah
jika berada di sana, di taman persahabatan


Di taman rumahnya ini lah ia ingin
Segala ras, suku, agama dan bangsa bersuka cita
rayakan indahnya kemanusiaan semesta.


Sungguh,
ia ingin rumahnya ini juga tempat berlindung
bagi jiwa yang terluka,
sembuh sediakala diobati mujarabnya cinta.
Siapa saja yang berduka hanya merasakan
sekejap saja sakitnya sebab segala kepedihan
terusir sudah berganti tawa dan canda.


Itulah sebabnya ia ingin rumahnya ini
bukan tempat tinggal baginya saja,
tapi juga kediaman bagi sesama,
yang pada setiap sudutnya,
mereka akan bersua selaksa kebijaksanaan
dan pengalaman berharga
agar dapat menjadi manusia
baik dan pengasih terhadap sesama,
tanpa hasut dan iri yang mengotori jiwa.


Jika gelap tiba,
bintang-bintang bersinar,
bak berlian dan permata
di permadani langit malam.
Rumahnya pun menjadi terang oleh keindahan,
tak diselubungi berat selimut kegelapan.


Gemerlap bintang gemintang di langit rumahnya
seperti mewartakan pesan penuh harapan
bahwa sebenarnya jauh di lubuk hati insan,
ada kekuatan untuk menciptakan keajaiban:
segalanya indah jika berbingkai persaudaraan.


Sungguh,
ia ingin rumahnya bukanlah sekadar bangunan,
beton kaku yang dingin dan tinggi,
tapi itu adalah rumahnya bagi kedamaian
dan kebahagiaan tempat dimana ketulusan
tumbuh dan berkembang, menyatukan
memenuhi hati insan dengan luapan
kasih menenangkan,
dan sinar kebaikan selayaknya lentera
menuntun setiap jiwa manusia
selama hidupnya di dunia fana.

(09/07/2023)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar