1. Kedewasaan adalah ketika kamu berhenti berusaha untuk mengubah orang lain, tetapi justru fokus untuk mengubah dirimu sendiri.
Kalau kita memahami bahwa tiap individu adalah sosok pribadi yang unik dengan segala tingkah polahnya, tentu kita tak perlu memaksakannya agar berubah (mau berprilaku dan bertindak) sesuai dengan keinginan kita. Alih-alih berupaya mendiktenya, alangkah lebih baik kita mengubah cara pandang kita agar mau menerima bahwa keunikan yang ada dalam diri tiap orang adalah sesuatu yang mesti kita hargai selayaknya.
2. Kedewasaan adalah saat kamu menerima orang apa adanya.
Setiap orang memiliki kelebihan atau kekurangannya. Barangkali pada satu aspek, ia banyak kurangnya. Misal, ketika melakukan pekerjaan, ia cenderung kurang teliti. Tapi, ketika kita butuh seorang teman yang bisa dipercaya, ia adalah teman setia yang cukup bisa diandalkan. Seyogyanya, kita harus bisa menunjukkan kedewasaan untuk menerima dirinya secara apa adanya, sembari saling memperbaiki tiap-tiap kekurangan yang ada demi kemajuan bersama.
3. Kedewasaan adalah saat kamu memahami setiap orang benar dalam sudut pandangnya masing-masing.
"Everything is paradox. The danger is one-dimensional thinking." (Lesley Hazleton). Segala sesuatu itu saling bertentangan. (Namun) yang membahayakan adalah cara berpikir yang kaku. Mudahnya begini, apa yang menurut kita benar, bisa jadi salah dalam pandangan orang lain. Mengapa? Sebab setiap orang memiliki cara pandangnya tersendiri dalam melihat, menanggapi, dan berinteraksi dengan kenyataan yang melingkupi. Tentunya sikap dewasa kita sangatlah dibutuhkan untuk mau menerima cara pandang yang berbeda dari masing-masing orang. Ia pasti punya alasan tersendiri dalam mengungkapkan pendapatnya tentang sesuatu hal. Demikian juga dengan diri kita.
4. Kedewasaan adalah saat kamu belajar untuk "melepaskan".
Ini berkaitan dengan kehilangan. Adakalanya dalam hidup, kita ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi, atau pun kehilangan harta kekayaan dan pengaruh duniawi yang dimiliki sebelumnya. Percaya bahwa apa pun yang diambil dari kita pasti akan diganti dengan yang lebih baik lagi; hal ini cukup melegakan dan membebaskan jiwa dari belenggu kesedihan dan penyesalan. Ikhlas adalah kerelaan "melepaskan" apa pun yang tak mungkin lagi kembali, suatu sikap dewasa yang benar-benar lahir dari serangkaian ujian berat dari kehilangan.
5. Kedewasaan adalah saat kamu mampu melepaskan "harapan" mendapat sesuatu dari suatu hubungan dan rela memberi tanpa menuntut balasan.
Hubungan interpersonal biasanya bisa rusak ketika mulai diwarnai cara pandang "untung-rugi". Apa ini maksudnya? Tentu saja ini mengungkapkan bahwa cara kita menjalin persahabatan bukan dilandasi ketulusan, tapi ada niat ingin mendapat sesuatu dari itu. Lain halnya dengan jalinan persahabatan yang tulus. Secara dewasa kita sudah tidak lagi berharap meraup keuntungan materialistik, dan ketika memberikan bantuan memang dimotivasi oleh rasa kedekatan kita dengan teman.
6. Kedewasaan adalah ketika kamu mengerti apapun yang kamu lakukan, kamu lakukan untuk kedamaianmu sendiri.
Yang paling mengerti siapa diri kita tentu saja hanya kita sebagai pribadi. Jadi apa pun yang akan kita lakukan tentu tujuannya untuk memberikan kepuasan diri, ketenangan karena telah mengerjakannya sepenuh hati dan bukan berdasarkan dorongan dari orang lain.
7. Kedewasaan adalah saat kamu berhenti membuktikan kepada dunia, betapa cerdasnya dirimu.
Salah satu sikap yang menunjukkan kedewasaan adalah mampu menguasai ego pribadi. Memang setiap orang butuh "pengakuan" dari orang lain akan eksistensinya, misalnya melalui pertunjukan gratis tentang betapa "hebat" kita menguasai satu bidang. Namun, bilamana itu hanya akan melambungkan ego pribadi saja, apa gunanya dilakukan. Mengendalikan ego pribadi dengan cara berhenti bersikap membangga-banggakan diri sendiri, diri kita akan lebih bernilai bagi siapa pun.
8. Kedewasaan adalah ketika kamu tidak meminta persetujuan dari orang lain setiap kali ingin melakukan sesuatu.
Kita tahu apa yang akan kita lakukan itu memiliki risikonya tersendiri. Atas dasar itulah kita telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Kita memiliki kebebasan memilih untuk melakukan apa pun karena tahu bahwa itu baik bagi kita. Karenanya, kita tidak butuh orang lain mendikte sedari awal apa yang harus dilakukan.
9. Kedewasaan adalah saat kamu berhenti membanding-bandingkankan dirimu dengan orang lain.
Mampu menikmati apa yang kita punya secara maksimal itu merupakan sebuah surga dunia yang tak terperi. Bayangkanlah, banyak orang menciptakan "neraka" bagi kehidupannya hanya karena ia selalu tidak pernah puas dengan dirinya sendiri dan apa yang dimiliki. Kita adalah diri kita seutuhnya. Orang lain tentu saja demikian pula. Lantas apa untungnya membanding-bandingkan diri kita dengan mereka?
10. Kedewasaan adalah ketika kamu berdamai dengan dirimu sendiri.
Tidak ada orang yang sempurna dalam kehidupan ini. Setiap orang pasti melakukan kesalahan dan kekhilafan. Hanya dia yang mau belajar dari kesalahannya dan mampu berdamai dengan dengan diri sendiri lah merupakan pribadi yang dewasa dalam berbagai tekanan.
11. Kedewasaan adalah saat kamu mampu membedakan antara "kebutuhan" dan "keinginan" serta mampu mengendalikan keinginanmu.
Keinginan adalah sumber penderitaan. Itu kalau keinginannya tidak sesuai dengan kemampuan, dan cenderung sulit dikendalikan. Ini berlaku dalam hal apapun. Orang yang dewasa adalah dia yang paham bahwa keinginan harus menyesuaikan dengan kebutuhan. Misal jika ingin membeli barang, tidak berlebihan dari segi harga maupun jumlah. Bukan karena ingin dipandang orang bahwa dirinya dari golongan "jet set", tapi ia membeli suatu barang karena ia butuhkan dalam jumlah tertentu dengan kemampuan finansialnya yang terukur.
12. Kedewasaan adalah saat kamu berhenti melekatkan "kebahagiaan" pada benda-benda materi.
Orang yang bahagia adalah dia yang menemukan ketenangan karena tidak terikat dengan harta duniawi. Hidupnya sederhana. Ia berusaha bagaimana caranya berguna bagi orang banyak. Bukan sibuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.
Sebenarnya banyak sekali makna dari kedewasaan. Dan saya yakin pembaca pun memiliki pandangannya tersendiri tentang hal ini. Namun demikian, mengalami kehidupan yang bahagia dalam masa kedewasaan tentunya impian banyak orang, bukan?
0 komentar:
Posting Komentar