29 Jun 2014

 

Selurus Ruang Tabung

Bangun ruang ini hanya punya dua pintu. Siapapun yang ingin masuk selalu menjejakkan langkah pertamanya di pintu muka. Bertahap mengikuti proses hingga ke ujung pintu keluar.

Itulah dia si-tabung, yang lowong sepanjang ruang dalamnya, yang hanya punya dua pintu. Ia katanya sebuah simbol tentang kejujuran, atau sebuah laku yang setia pada niat awal lurus, yang tak mau berhenti tuntaskan perjalanan hingga ke tujuan, tanpa pengaruh pikiran yang berubah ataupun pendirian yang guyah akibat perhitungan untung-rugi yang begitu cermat dikalkulasi.

Tapi bagi tikus yang nakal, tabung terlalu sederhana. Mungkin karena membatasi dirinya untuk berkreativitas, selamanya bagi tikus itu improvisasi teramat perlu. Sang tikus nakal terlalu dalam teracuni gagasan:

"Jika satu pintu tertutup, masih banyak pintu lain yang terbuka."

Maka, ia cemas kalau-kalau pintu keluar di depan sana tertutup, padahal ia dituntut berubah arah. Tentu saja ini merepotkan baginya dan tidak efektif. Padahal bagi si-Tikus nakal, setiap tercetus niat untuk mencapai tujuan artinya diperlukan kemahiran membuat pintu-pintu alternatif yang lain.

Selurus ruang tabung sungguh kontradiktif bagi tiap laku politis yang mensyaratkan dalil Bismarck: "Politik hanya bisa bertolak dari apa yang mungkin, dan sebab itu ia kiat memainkan apa yang mungkin".

Tentunya siapapun yang ingin menggeluti dunia politik, ia mesti memasuki ruang proses ”seolah-olah selurus ruang tabung” demi suatu penggambaran diri sendiri ”yang jauh dari niat menyimpang.”

Dan demi tujuan itu, ia telah menyiapkan selusin mata bor yang efektif baginya untuk melubangi sepanjang dinding ruang ketika pintu keluar tabung di sana tertutup. Bagi tikus yang nakal, ia tak pernah terbebani bilamana tuntutan skenario panggung politiknya meminta supaya berprilaku ”selurus ruang tabung”. Betapa tidak ia selalu punya ”cara yang mungkin”, atau bahkan amat kreatif ketika terbentur dinding penghalang.

Ruang tabung lowong yang begitu lurus sungguh bukan masalah. Ia kenal dirinya bahwa ia pengebor dinding yang mahir – tentu saja!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar